Rabu, 11 Februari 2015

TIPS TRICK ONLY FOR RACING

Buat main di trek datar.. macam trek Sentul, torsi bukan jadi menu utama. Malah, peran torsi coba diminimkan di Vespa dgn alasannya, buat kejar power band lebih lebar dan nafas panjang.
Memang power band dibuat sempit, putaran mesin dari bawah ke atas cepat. Tapi bedanya, nafas mesin jadi lebih cepat habis. Seharusnya bisa bertahan hingga beberapa rpm ke depan, malah tidak jika power band dibuat sempit.
Karakter ini bisa dilihat dari teriaknya engine. Setiap geberan yang dilakukan oleh para Jawara Jawara kelas FFA, mesin baru teriak di putaran atas. Tak seperti pacuan berlebihan torsi yang mau wheelie begitu gas langsung dibuka.
Buat hilangkan torsi dan manjakan power putaran atas, beberapa part kena sentuh. Paling utama, adalah melakukan seting di blok silinder. Lubang transfer yang aslinya 51 mm dibuat jadi lebih kecil 48 mm. Lalu, lubang exhaust dibuat jadi 30 mm.
Selanjutnya, hilangkan kompresi bawah. “Bagian dalam crankcase sekitar kruk as dibuat lebih dalam lagi sekitar 2 mm pakai bor tuner,”
cara ini banyak diterapkan di pacuan motor GP125. Misalnya, di Yamaha TZ125. Sebab lebih lebarnya crankcase bisa membuat semburan bensol lambat naik ke piston.
tenaga di putaran bawah jadi sedikit lebih lambat keluar. “Tapi, ketika power keluar, langsung sejadi jadinya,” dan buat Vespa kompresi nya jadi 7,2 : 1.
Buat mengimbangi power yang baru teriak di putaran atas, magnet ringan jadi jawaban. Tentunya, agar putaran bawah enggak belet alias lemot. So, bisa menggunakan magnet Yamaha RX-King dan diibikin lebih ringan lagi hingga bobot jadi sekitar 400 gram.
Magnet ini dibantu pengapian tipe DC total lost dari aki 12V 7 ampere. Lalu, ganti CDI standart Vespa pakai merek BRT I-Max punya Suzuki Shogun 125. Biar lebih mantap lagi percikan api di ruang bakar, koil Yamaha YZ125 ikut diandalkan.
Tak tertinggal, pengabuatan kinerja piston 62 mm dibantu karburator modifikasi dengan katup buluh... buat bantu suplai bensin di putaran atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar